Selasa, 23 Oktober 2018

Generasi Z Bersumpah Pemuda

Sumpah pemuda merupakan kristalisasi karakter kaum muda Indonesia yang dipengaruhi oleh sosio-sejarah yang sama. Generasi yang merumuskan sumpah pemuda mengalami secara langsung situasi sosial penjajahan. Pengekangan atas hak-hak individu dan kelompok oleh Penjajah mendorong kaum muda untuk merumuskan nilai-nilai perjuangan. Karakter perlawanan dan perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan kelompok menjadi ciri khas manusia yang lahir di era Sumpah Pemuda.
Sebagai sebuah nilai, sumpah pemuda terlahir dari pola pikir dan karakteristik manusia yang dipengaruhi oleh situasi sosial pada masa itu. Nilai ini turun temurun terus diwariskan dari generasi ke generasi, melewati dekade demi dekade, akan tetapi sosio-sejarah yang melatarbelakangi kelahiran sumpah pemuda tidak terwariskan.
Karakteristik dan Partisipasi Publik Generasi Z
Hampir sembilan dekade sejak Sumpah Pemuda lahir, berbagai generasi terus mengisi rentang sejarah dengan pengalaman sosialnya masing-masing. Karakter-karakter manusia yang hadir dalam setiap generasinya pun berbeda satu dengan yang lainnya. Generasi yang paling terakhir muncul, yaitu generasi Z memiliki karakter yang sangat berbeda dengan generasi yang melahirkan Sumpah Pemuda.
Generasi Z merupakan kelompok manusia yang lahir antara tahun 1995 – 2010. Generasi ini lahir pada saat globalisasi menjadi tajuk utama peradaban manusia. Globalisme mewacanakan budaya global yang mengabaikan sekat-sekat. Segala aspek kehidupan manusia diarahkan pada budaya global ini. Nasionalisme yang menjadi nilai substansial sebuah negara mendapatkan tantangan serius di era ini. Generasi Z menjadi subjek penting dimana globalisme dan nasionalisme berusaha merebut pengaruhnya.
Generasi Z lahir ketika Internet begitu masif menghiasi ruang sosial. Pola interaksi sosial generasi Z menggunakan internet sebagai instrumen yang menghubungkan antara satu dengan yang lainnya. Internet menjadi pusat segala informasi yang dibutuhkan generasi ini dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Atau pun, internet bisa menjadi faktor penentu gaya hidup generasi Z. Sehingga, generasi Z dikenal juga sebagai generasi Internet.
Media sosial menjadi instrumen utama generasi Z untuk terlibat dalam diskursus publik. Partisipasi generasi Z di ruang publik cenderung berbeda dari generasi sebelumnya. Jika generasi sebelumnya menjadikan organisasi sebagai instrumen kolektif untuk terlibat dalam wacana publik, generasi Z melalui media-media sosial melakukan aksinya secara personal.

Selasa, 09 Oktober 2018

Kelinci Dan Anjing Petani

Disebuah perkebunan jagung yang cukup luas terdapat seekor anjing petani sedang mencari kelinci yang berkeliaran untuk dimangsa. Anjing itu dilatih untuk mengejar hewan pengganggu perkebunan jagung ketika jagung masih muda. Daun jagung itu sering dimakan oleh kelinci sehingga tanaman jagung itu tidak dapat tumbuh dengan baik dan jika tanaman itu tidak tumbuh dengan baik hasil panen jagung juga akan sangat berkurang, maka dari itu sang petani menempatkan seekor anjing terlatih di perkebunan itu. Setiap hari anjing itu berkeliaran memeriksa hewan pengganggu tanaman jagung di perkebunan petani.
Pada suatu pagi anjing itu bangun dari tidurnya anjing itu bangun dari tidurnya kemudian dia berjalan mengitari perkebunan jagung itu sambil mengendus-ngendus bau hewan lain dengan hidung nya, penciuman anjing itu sangat tajam bahkan anjing itu mampu mencium bau kelinci dari jarak yang sangat jauh, ketika dia berjalan anjing itu mencium bau kelinci dari kejauhan anjing itu mengikuti arah bau itu sampai akhirnya dia melihat seekor kelinci sedang asik memakan pucuk jagung yang masih muda. Anjing itu berjalan perlahan mendekati kelinci tersebut ketika dia sudah sangat dekat dengan kelinci itu sang anjing langsung mengejarnya dengan sangat cepat, namun sang kelinci mendengar langkah anjing itu karena kelinci memiliki telinga yang panjang dan sangat peka terhadap suara. Kelinci itu menhindari sang anjing dengan cepat dia melompat dengan sangat cepat dan lompatan kelinci itu sangat jauh.
Sang anjing terus mengejarnya meskipun kelinci itu semakin menjauh dari jarak sang anjing namun sang anjing tidak menyerah begitu saja. Anjing itu memiliki kemampuan berlari tanpa henti sehingga dia mampu mengejar sang kelinci tanpa kelelahan. Meskipun demikian sang kelinci yang sangat cepat melompat menghindari kejaran anjing itu membuat anjing itu kehilangan jejaknya, anjing itu mulai mengendus-ngendus bau sang kelinci dan tidak lama kemudian dia menemukan kelinci itu kini dia mengejarnya lebih cepat dari sebelumnya namun sang kelinci itu tidak dapat dia kejar hingga akhirnya anjing itu menyerah dan tidak melakukan pengejaran terhadap kelinci itu lagi. Ternyata kejadian itu ditonton oleh seekor burung gagak yang sedang bertengger di sebuah pohon yang daunnya sedang gugur ketika anjing itu melewati pohon tersebut sang gagak bertanya kepadanya “Ternyata kelinci itu lebih kencang dibandingkan dengan dirimu” kemudian sang anjing berkata dengan tenang “Apa kau tidak melihat perbedaan yang begitu mencolok antara aku dengan kelinci itu?” sang gagak menjawab “aku tidak melihat perbedaan itu, memang apa perbedaan yang kau maksudkan itu?” Sang anjing menjawab “Aku berlari untuk menangkap makanan sedangkan dia berlari mempertahankan hidupnya, sebuah keinginan akan menentukan kerasnya sebuah usaha”.

Selasa, 02 Oktober 2018

Kisah Masjid Rahmatullah, Tetap Kokoh Dihantam Tsunami Aceh

Pada 26 Desember 2004, gempa 9,1 skala Richter (SR) mengguncang Samudera Hindia, di lepas pantai Sumatera Utara, Indonesia. Lindu memicu tsunami dahsyat yang menyapu area pantai di sejumlah negara. Lebih dari 230 ribu orang tewas, jutaan lainnya kehilangan tempat bernaung.
Salah satu daerah paling terdampak adalah Lhoknga, dekat Banda Aceh.
Kota ini nyaris rata dengan tanah. Namun keajaiban terjadi, sebuah bangunan masjid berdiri tegak di tengah kehancuran. Sejumlah orang yakin, kuasa Illahi menyelamatkan Masjid Rahmatullah tersebut.
Masjid ini menjadi saksi bagaimana kedahsyatan empasan gelombang tsunami yang meluluhlantakkan Aceh, pada 2004 silam.
Sebelum tsunami, perkampungan ini dihuni sekitar 6.000 jiwa yang umumnya berasal dari kelas menengah keatas.
Penduduk di perkampungan ini mayoritas karyawan PT Semen Andalas Indonesia. Selain itu, terdapat pula nelayan, petani dan warga dari berbagai latar belakang profesi lainnya.
Saat tsunami terjadi, masjid yang hanya berjarak 500 meter dari bibir pantai ini menjadi satu-satunya bangunan yang tersisa. Meskipun beberapa sisi bangunan masjid rusak, sebagian besar tetap utuh dan selamat.
Keajaiban itu juga tertangkap satelit Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA). Foto Lhoknga dari angkasa luar menunjukkan fitur melingkar berwarna putih. Itu adalah sebuah masjid yang selamat dan berdiri kokoh di tengah segala kehancuran.
Salah seorang warga, bernama Syahrizal bin Razali, menceritakan bagaimana detik-detik datangnya tsunami saat dirinya tengah berada di depan Masjid Rahmatullah.
"Mereka berteriak air laut naik, air laut naik. Lari…lari…," ungkap Syahrizal menggambarkan kepanikan warga kala itu.
Syahrizal dan sejumlah jemaah yang berkumpul di depan masjid sempat tidak percaya dengan teriakan warga yang berlarian dari arah barat tersebut. Baru setelah melihat sendiri gelombang besar air laut yang datang bergulung-gulung menuju masjid, Syahrizal dan jemaah lain lari tunggang langgang menyelamatkan diri.
Akan tetapi terlambat, laju air laut lebih cepat dari langkah orang-orang kampung itu.

Batik

Ditetapkannya batik sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO, dan peringatannya setiap tanggal 2 Oktober, seharusnya membuat kita semakin memahami apa yang disebut sebagai batik. Yang dijadikan warisan budaya tersebut adalah proses membatiknya, bukan kain dengan motif batik seperti yang kerap dipersepsikan orang kebanyakan.
Hal sederhana yang mungkin belum Anda ketahui, misalnya, batik ternyata bukan hanya dikerjakan oleh perempuan pembatik yang duduk di dingklik (bangku pendek) sambil melukisi kain mori dengan lilin malam. Sehelai kain batik bisa dikerjakan oleh empat hingga lima orang. Dari pembuat pola di kertas, pembatik, hingga pemberi warna dan penglorod.

Namun, apa sih sebenarnya batik itu?
Kata batik berasal dari bahasa Jawa “amba” yang berarti menulis dan “titik”. Kata batik merujuk pada kain dengan corak yang dihasilkan oleh bahan “malam” (wax) yang diaplikasikan ke atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna (dye), atau dalam Bahasa Inggrisnya “wax-resist dyeing”.
Batik adalah kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Perempuan-perempuan Jawa di masa lampau menjadikan keterampilan mereka dalam membatik sebagai mata pencaharian, sehingga di masa lalu pekerjaan membatik adalah pekerjaan eksklusif perempuan sampai ditemukannya “Batik Cap” yang memungkinkan masuknya laki-laki ke dalam bidang ini. Ada beberapa pengecualian bagi fenomena ini, yaitu batik pesisir yang memiliki garis maskulin seperti yang bisa dilihat pada corak “Mega Mendung”, dimana di beberapa daerah pesisir pekerjaan membatik adalah lazim bagi kaum lelaki.
Ragam corak dan warna batik dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing. Awalnya, batik memiliki ragam corak dan warna yang terbatas, beberapa corak bahkan hanya boleh dipakai oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisir kemudian mulai menyerap berbagai pengaruh luar, seperti dari para pedagang asing atau juga penjajah.
Warna-warna cerah seperti merah dipopulerkan oleh orang Tionghoa, yang juga mempopulerkan corak phoenix. Bangsa penjajah Eropa juga memiliki minat terhadap batik, dan hasilnya adalah pengaruh corak bebungaan yang sebelumnya tidak dikenal, seperti bunga tulip, serta benda-benda yang dibawa oleh penjajah  seperti gedung atau kereta kuda, termasuk juga warna-warna kesukaan mereka seperti warna biru. Namun batik tradisional tetap mempertahankan coraknya, dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat, karena biasanya masing-masing corak memiliki perlambangan masing-masing.
Teknik membatik sendiri telah dikenal sejak ribuan tahun yang silam. Tidak ada keterangan sejarah yang cukup jelas tentang asal usul batik. Ada yang menduga teknik ini berasal dari bangsa Sumeria, kemudian dikembangkan di Jawa setelah dibawa oleh para pedagang India. Saat ini batik bisa ditemukan di banyak negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, India, Sri Lanka, dan Iran. Selain di Asia, batik juga sangat populer di beberapa negara di benua Afrika. Walaupun demikian, batik yang sangat terkenal di dunia adalah batik yang berasal dari Indonesia, terutama dari Jawa.