Sumpah pemuda merupakan kristalisasi karakter kaum muda Indonesia yang dipengaruhi oleh sosio-sejarah yang sama. Generasi yang merumuskan sumpah pemuda mengalami secara langsung situasi sosial penjajahan. Pengekangan atas hak-hak individu dan kelompok oleh Penjajah mendorong kaum muda untuk merumuskan nilai-nilai perjuangan. Karakter perlawanan dan perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan kelompok menjadi ciri khas manusia yang lahir di era Sumpah Pemuda.
Sebagai sebuah nilai, sumpah pemuda terlahir dari pola pikir dan karakteristik manusia yang dipengaruhi oleh situasi sosial pada masa itu. Nilai ini turun temurun terus diwariskan dari generasi ke generasi, melewati dekade demi dekade, akan tetapi sosio-sejarah yang melatarbelakangi kelahiran sumpah pemuda tidak terwariskan.
Karakteristik dan Partisipasi Publik Generasi Z
Hampir sembilan dekade sejak Sumpah Pemuda lahir, berbagai generasi terus mengisi rentang sejarah dengan pengalaman sosialnya masing-masing. Karakter-karakter manusia yang hadir dalam setiap generasinya pun berbeda satu dengan yang lainnya. Generasi yang paling terakhir muncul, yaitu generasi Z memiliki karakter yang sangat berbeda dengan generasi yang melahirkan Sumpah Pemuda.
Generasi Z merupakan kelompok manusia yang lahir antara tahun 1995 – 2010. Generasi ini lahir pada saat globalisasi menjadi tajuk utama peradaban manusia. Globalisme mewacanakan budaya global yang mengabaikan sekat-sekat. Segala aspek kehidupan manusia diarahkan pada budaya global ini. Nasionalisme yang menjadi nilai substansial sebuah negara mendapatkan tantangan serius di era ini. Generasi Z menjadi subjek penting dimana globalisme dan nasionalisme berusaha merebut pengaruhnya.
Generasi Z lahir ketika Internet begitu masif menghiasi ruang sosial. Pola interaksi sosial generasi Z menggunakan internet sebagai instrumen yang menghubungkan antara satu dengan yang lainnya. Internet menjadi pusat segala informasi yang dibutuhkan generasi ini dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Atau pun, internet bisa menjadi faktor penentu gaya hidup generasi Z. Sehingga, generasi Z dikenal juga sebagai generasi Internet.
Media sosial menjadi instrumen utama generasi Z untuk terlibat dalam diskursus publik. Partisipasi generasi Z di ruang publik cenderung berbeda dari generasi sebelumnya. Jika generasi sebelumnya menjadikan organisasi sebagai instrumen kolektif untuk terlibat dalam wacana publik, generasi Z melalui media-media sosial melakukan aksinya secara personal.